Bekasi - Siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Manar, Bekasi berinisal MRF alias Deden (13) tega membunuh temannya sendiri bernama David Riyadi (14). Deden membunuh temannya lantaran dendam sering diejek korban.
"Pelaku menaruh dendam terhadap korban dikarenakan sering adu mulut di sekolahan," kata Kapolres Bekasi Kota Kombes Imam Sugianto kepada detikcom, Senin (19/4/2011).
Imam mengatakan, tersangka ditangkap di rumah bibinya di Perum Wisma Asri, Bekasi Kota pada Senin (18/4) malam. "Dia mau melarikan diri ke Bengkulu, ke rumah orangtuanya," kata Imam.
Tersangka kini ditahan di Mapolresta Bekasi Kota. Atas perbuatannya itu, tersangka dijerat dengan Pasal 340 KUH pidana pembunuhan berencana jo Pasal 338 KUH pidana pembunuhan.
Dalam kasus tersebut, polisi menyita sebilah clurit, satu buah unit motor Yamaha Mio tanpa plat nomor milik korban, sweater abu-abu dan celana pendek hitam.
"Korban baru memiliki motor tersebut tiga bulan lalu," katanya.
Kepala Satuan Reskrim Polres Bekasi Kota Kompol Ade Ary Syam Indradi menjelaskan, peristiwa pembunuhan terjadi pada Sabtu, 16 April lalu di Kampung Penggilingan RT 4/1 Kelurahan Harapan Baru, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Sehari sebelum membunuh, tepatnya Jumat (15/4), Deden telah merencanakan aksinya. Ia bahkan mengungkapkan rencana pembunuhan itu kepada dua teman sebayanya bernama Faturohman dan Priyono.
"Tapi dua saksi tidak bisa melarangnya karena takut," katanya.
Deden kemudian melancarkan aksinya pada Sabtu (16/4) pagi. Sekitar pukul 08.00 WIB, Deden datang ke rumah Faturohman dan mengambil clurit, lalu menyimpannya dalam tas.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Deden dan dua temannya kemudian menjemput korban dengan menumpang motor Yamaha Mio milik Priyono. "Dalihnya kepada korban, mau mengajak hisap rokok Arab," katanya.
Setelah berhasil membujuk korban, mereka berempat kemudian pergi berboncengan naik motor Priyono dan motor korban menuju ke lokasi.
Setibanya di lokasi, keempat bocah itu lalu menuju kebun pisang. Setelah berada di kebun pisang, Deden lalu menyuruh korban dan dua temannya untuk jongkok. "Mereka kemudian menurutinya," katanya.
Setelah korban dan dua temannya jongkok, tanpa diduga, Deden mengayunkan celurit yang sudah dipersiapkan itu, ke arah korban. Akibatnya, korban luka bacok di bagian kepala, perut dan punggungnya serta tangannya.
"Tiga luka bacok di kepala, tiga di perut, empat di punggung dan tangan," jelas Ade.
Dalam keadaan berlumuran darah, korban pun tersungkur. Kedua saksi yang ketakutan, kemudian berlari ke arah jalan semula. Mereka lalu menunggu Deden di pinggir jalan.
"Sementara pelaku, dia pergi meninggalkan korban setelah melihat korban tersungkur," katanya.
Deden lalu meninggalkan clurit yang digunakan untuk menghabisi nyawa korban. Dia lalu kembali menuju jalan untuk bertemu dengan teman-temannya.
Setelah itu, Faturohman kemudian Deden menyuruh Faturohman untuk menitipkan motor Yamaha Mio milik korban di tempat penitipan motor di Duta Harapan.
"Kemudian kedua saksi dan pelaku berpisah," katanya.
Deden kemudian berhasil ditangkap di Perum Wisma Asri. Saat itu, pelaku sedang naik motor, hendak kabur ke orang tuanya di Bengkulu.
"Tesangka selama ini tinggal dengan bude-nya," kata Ade.
Kepada penyidik, tersangka mengaku menghabisi nyawa korban karena dendam. "Dia (tersangka) ini di sekolahnya juga dikenal preman," tutup Ade.
0 komentar:
Posting Komentar