Jumat, 15 April 2011

Pro Kontra Film 'TANDA TANYA'


  
Ali Nurdin, selaku Consultan Public Relation Film ? (TANDA TANYA), membenarkan jika pihaknya, selaku bagian dari tim produksi film besutan sutradara Hanung Bramantyo tersebut, telah melakukan pertemuan secara tertutup dengan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI), sehubungan dengan keberatan lembaga tersebut atas isi film tersebut.

"Sudah, kemarin (Kamis, 14/4) sudah bertemu dengan MUI di kantor MUI Proklamasi. Semua sudah dijelaskan dan tanggal 13 kita ajak nonton di Jakarta Theater dan terbuka untuk diskusi. Perbedaan perspektif itu biasa dan itulah dinamikanya," tutur Ali saat ditemui di Blok M Plaza, Jakarta Selatan, Jumat (15/4).
Lebih jauh, Ali menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut pihak Mahaka membeberkan alasan pembuatan film tersebut dan MUI menyampaikan pendapat mereka. Hingga pertemuan berakhir tak ada kesimpulan yang dihasilkan.

"Secara institusi belum ada putusan apa-apa dari MUI, kita menanggapi positif saja dan itu kelihatan sedikit banyak terbukti," tandasnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut Erik Tohir selaku Produser Eksekutif beserta 2 orang staf dari Mahaka selaku production house. Sementara dari MUI lebih dari 10 orang hadir dalam dengar pendapat tersebut.

Sejak diputar perdana, penonton Film ? (TANDA TANYA) pada tanggal 7 April lalu telah menembus angka 150 ribu. Pihak produser merasa optimis film tersebut bisa mendulang hingga sebanyak 1 juta penonton. 

 Tanggapan FPI :

Film "Tanda Tanya menyakiti hati umat".

Reaksi keras segera diberikan oleh Front Pembela Islam (FPI) terhadap film ? (TANDA TANYA) besutan sutradara Hanung Bramantyo, di mana mereka menilai film tersebut adalah bentuk pemurtadan agama, dan seharusnya ajaran agama tidaklah boleh dicampuradukkan.

"Tentunya LSF (Lembaga Sensor Film) telah ijinkan film itu tayang, harusnya kan film ? Ini gak bisa keluar. Soalnya kan dalam film itu telah menghina agama, mencampuradukkan agama, mencampuradukkan ibadah, memfitnah umat islam, dengan pembunuhan pendeta, pengeboman," ucap Habib Selom Assegaf, Ketua DPP FPI Jakarta, di Gedung Film, Jumat (15/04).

Mereka menilai adegan-adegan dalam film tersebut menyakitkan umat Islam. Ada beberapa adegan yang seharusnya tidak ditayangkan, seperti salah satunya adegan latihan penyaliban Yesus dalam masjid.

"Terus ada adegan di mana ada yang latihan jadi Yesus, kemudian disalib dalam masjid, dan kyainya membolehkan. Ini kan penghinaan, menyakiti terhadap hati umat. Kita minta supaya dihentikan ini film TANDA TANYA," tegasnya.



2 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More